Komisi VII Dorong Sumber Kedaulatan Energi Aceh
Ketua Tim Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu berfoto bersama dengan jajaran Pemerintah provinsi NAD usai melakukan pertemuan. Foto:Eko
Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Nangro Aceh Darussalam mendorong potensi energi yang ada di Tanah Rencong ini agar bisa menopang kedaulatan energi nasional. Pasalnya menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang melakukan survei geologi dan geofisika kelautan menemukan cadangan migas yang amat besar di perairan timur laut Pulau Simeulue, Aceh. Bahkan diperkirakan yang terbesar di dunia, yakni Rp 320,79 miliar per barel.
Ketua Tim Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu menyatakan "Ketersediaan energi alam di Aceh luar biasa cukup, tadi dilaporkan oleh BPPT, tahun 2010 melakukan riset, ternyata di Aceh Barat ada temuan, potensi migas Rp 230 miliar/barel, kalau ini betul Aceh menjadi penghasil migas terbesar. "Saya kira kita dorong ini, ini bukan hanya untuk aceh, tapi untuk NKRI, untuk Merah Putih, Indonesia," paparnya di NAD, Senin (30/10/2017) malam.
Gus Irawan mengungkapkan hasil laporan ini akan dibawa ke Jakarta, dibahas oleh para pengambil kebijakan, agar dikelola secara baik dan tepat sehingga bisa digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sepenuhnya. "Bahwa kita punya cita-cita untuk berdaulat secara energi. Sementara ada temuan sesungguhnya potensi di Aceh Barat itu cukup besar, kita akan kawal dan dorong itu," ungkapnya.
Meskipun demikian, Gus Irawan mengatakan, temuan ini barulah riset awal perlu kajian lebih mendalam lagi. "Komisi VII akan mendorong ini, karena ini kan baru riset awal ya, perlu riset yang lebih mendalam. Tapi informasi dari Badan Pengelola Migas Aceh sudah ada juga investor yang berminat," ujarnya.
Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar dalam bidang migas, namun belum dapat terdeteksi dengan baik karena keterbatasan riset dan teknologi. Diharapkan, ke depannya, akan ada kerjasama yang terpadu antara BPPT dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk observasi selanjutnya. (eko/sc)/iw.